Hidup sama persis seperti tuts pada piano. Bahkan tuts yang hitam, bila dimainkan dengan tepat, akan menghasilkan musik

Selasa, 08 Maret 2011

Tak Sederhana

Kawanku bilang:
"Kamu tahu nggak bedanya realita dan fakta?"
Aku diam, geleng-geleng.
"Simpel kok. Realita itu kejadian yang kita lihat, apa yang tampak oleh mata kita. Fakta itu kejadian yang sebenarnya, yang kadang kita nggak terlalu peduli, cuma gara-gara fakta itu nggak bisa dilihat dengan mata kepala sendiri."
Aku diam lagi.
===================================================================

Waktu kamu dimarahin Ayah, kamu bilang kalau dia jahat dan nggak perhatian. Itu realita.
Tapi kamu tahu, membuat adik menangis karena iseng adalah salahmu. Ayahmu cuma ingin mengajarimu bahwa kakak-adik adalah hubungan darah yang penuh sayang, ia haruslah kuat tak terkalahkan.
Itu, Kawan, adalah fakta.

Kalo kamu bohong sama Ibu dengan alasan mau ngerjain tugas, padahal sebenernya cuma pengen nongkrong nggak jelas sampek malem di rumah temen. Ibumu nggak ngijinin. Kamu kesel dan dalam hati diem-diem maki-maki dia. Itu realita.
Seandainya kamu ngerti maksud lirikan mata Ibu, kamu pasti sadar kalo dia tahu kebohonganmu. Dia nggak ngijinin gara-gara kuatir anaknya bergaul dengan orang yang nggak bener, takut kalau kamu kenapa-kenapa. Ibumu sayang kamu.
Itu, Kawan, adalah fakta.

Temen-temenmu ngajak nonton pilm porno dan ngerokok bareng. Mereka bilang itu nyenengin, nikmat. Bagusnya lagi, nggak bakalan ada yang tahu. Kamu bilang iya, dan ikutan mereka. Itu realita.
Kalo sedikit aja kamu mau inget-inget pelajaran agama di sekolah. Kalo aja kamu mau inget soal bahaya rokok. Kamu harusnya tahu kalo nonton pilm porno nggak ngasi kamu apapun. Kamu harusnya tahu kalo ngerokok itu sama aja kayak nyakitin dirimu sendiri pelan-pelan. Dan asal kamu tahu, Tuhan Maha Kalkulatif. Dia hapal setiap dosa yang kamu lakuin.
Itu, Kawan, adalah fakta.

Kamu mungkin mikir aku nulis gini cuma gara-gara pengen keliatan baik.
Bolehlah kau anggap tulisan ini sekadar ego sesaat.
Tak masalah buatku bila kau cela.

Karena memang untuk ngelihat fakta, nggak pernah sederhana.

Tidak ada komentar: